Wabah Ulat Bulu

Probolinggo (jtv.co.id) – To inhibit the caterpillar population is increasingly raged, Probolinggo district agricultural department, spraying drug to kill the caterpillars and destroy egg cells attached to the houses of people and trees. In the meantime, until Monday, the caterpillar population was spread in a number of villages in 3 districts. When this condition is still left / it will be disturbing the people around.

Probolinggo district agricultural office, Monday morning, spraying against the plague of caterpillars which were increasingly growing in number at a number of houses and trees owned by local people.

Currently caterpillar population has reached millions of caterpillars. And stick dipohon mango trees. Which resulted in the mango tree is damaged and dry.

Caterpillar outbreak since two weeks his condition began to worry residents, the article currently caterpillars started to go home-home residents. Especially for young children, the article, when exposed to the human body will experience itching and heat in his body.

As is known, this caterpillar plague has spread in 4 villages in two districts, but currently has flourished and spread to other districts. Among other things, Leces district, district and subdistrict Tegalsiwalan banks.

According to residents, initially around the house residents many butterflies that fly, the number of butterflies are about one month, not long before caterpillars emerge from the mango trees around the house residents.

Meanwhile, caterpillar outbreak was caused because of the long rainy season this year, which resulted in the caterpillars hairs that should turn into a butterfly is not able to pupate and just turned into caterpillars.

The plan spraying against these caterpillars will continue to do every day in many villages that have been affected by outbreaks of caterpillars.

Laporan Praktikum Bioteknologi Tanaman

STERILISASI ORGAN DAN JARINGAN TANAMAN

Disusun Oleh:

Dolpina A Ratissa

A34070051

Dosen Pengajar:

Dr. Ir. Ni Made Armini Wiendi. MS

 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSITITUT PERTANIAN BOGOR

2010

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Segala mahluk hidup yang hidup di dunia ini terbentuk dari sel. Melalui suatu proses sel tersebut berkembang menjadi suatu organ maupun jaringan. Salah satu mahluk hidup tersebut ialah tumbuhan. Jaringan tumbuhan merupakan kumpulan sel-sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama atau bentuk yang sama namun fungsinya berbeda. Semua jaringan tumbuhan umunya dibagi menjadi 2 tipe yaitu jaringan merismetik dan jaringan permanen. Jaringan merismetik (muda) dan jaringan permanen (dewasa) bersama-sama membentuk organ-organ tumbuhan yaitu : akar, batang, daun, dan organ reproduksi (bunga, buah, dan biji) yang keseluruhannya merupakan tubuh tumbuhan (angiospermae) (Parlan 1995).  Jaringan tumbuhan berasal dari pembesarn dan diferinsiasi sel-sel.  Pembesaran dan diferensiasi sel-sel terorganisasi menjadi jaringan dan kumpulan jaringan membentuk organ-organ, selanjutnya kumpulan organ membentuk sistem organ dan menjadi tubuh tumbuhan dan hewwan bersel banyak (multiseluler) (Amin 1994).  Tanaman yang akan dijadikan eksplan dalam kultur jaringan harus steril atau bebas dari mikroorganisme yang merugikan seperti cendawan, bakteri, virus maupun nematoda.  Tanaman yang disterilisasikan dapat berupa organ, jaringan, organ generatif, maupun tanaman utuh.

Tujuan

Sterilisasi organ dan jaringan tanaman bertujuan untuk menghilangkan atau membuat tanaman bebas dari gangguan mikrooganisme yang dapat mengganggu perkembangan tanaman dengan menggunakan berbagai bahan tanpa mematikan organ dan jaringan tanaman.

Tinjaun Pustaka

Jaringan tumbuhan merupakan kumpulan sel-sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama atau bentuk yang sama namun fungsinya berbeda. Semua jaringan tumbuhan umunya dibagi menjadi 2 tipe yaitu jaringan merismetik dan jaringan permanen. Jaringan merismetik (muda) dan jaringan permanen (dewasa) bersama-sama membentuk organ-organ tumbuhan yaitu : akar, batang, daun, dan organ reproduksi (bunga, buah, dan biji) yang keseluruhannya merupakan tubuh tumbuhan (angiospermae) (Parlan 1995).  Jaringan tumbuhan berasal dari pembesarn dan diferinsiasi sel-sel.  Pembesaran dan diferensiasi sel-sel terorganisasi menjadi jaringan dan kumpulan jaringan membentuk organ-organ, selanjutnya kumpulan organ membentuk sistem organ dan menjadi tubuh tumbuhan dan hewan bersel banyak (multiseluler) (Amin 1994).

Menurut Novi Syatria tahun 2009, Eksplan merupakan bagian tanaman yang akan ditanam. Ekpslan bisa berupa biji, tunas pucuk atau tunas samping, batang yang bermata tunas, potongan daun atau akar, dan umbi. Salah satu tahap terpenting dalam kuljar adalah proses inisiasi awal yaitu bagaimana memasukan/menanam eksplan ke dalam botol. Proses ini sangat penting karena terkadang tidak gampang mendapatkan tanaman steril yang berkembang dalam botol.  Tanaman yang steril adalah adalah tanaman yang bebas dari berbagai OPT seperti cendawan, bakteri dan virus yang dapat menggangu perkembangan tanaman.

Menurut Sinaga (2006) cendawan merupakan kelompok organisme yang termasuk kingdom tumbuh-tumbuhan yan tidak berhijau daun, berinti sejati, berspora, dan umumnya berproduksi  secara seksual dan aseksual. Cendawan berukuran mikrokopis hingga makrokopis, bersel tunggal hinggamultiseluler, termasuk mikroorganisme/makroorganisme yang membntuk spora membentuk struktur negatif yang berbentuk benang yang bercabang-cabang.

Oleh karena itu untuk mendapatkan suatu tanaman steril dan dapat berkembang mulai dari eksplan sampai menjadi tanaman sempurna (planlet) perlu dilakukan sterilisasi organ dan jaringan tanaman. Selain organ dan jaringan tanaman yang harus steril dalam melakukan kultur jaringa, sterilisasi juga harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan.  Teknisi atau laboran yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.

METODOLOGI

Bahan dan Peralatan

Bahan yang dipergunakan dalam stelisasi organ dan jaringan tanaman yaitu  biji Albazia sp. (Sengon) 10 biji/botol, umbi bawang merah 2-4/ botol, daun cocor bebek 5/botol, Dithane M-45 2 g/l, Agrept 2 g/l, air steril, clorox 30%, clorox 10% dan detergen.  Sedangkan peralatan yang digunakan antara lain laminar flow, cawan petri, bunsen, pinset, scapel, gunting, label, karet, dan plastik.

Metode

Metode  yang dilakukan yaitu biji sengon, umbi bawang yang telah dipotong, mata tunas cocor bebek dengan tukang daun maupun tanpa tulang daun  yang telah diberi air mendidih, Dithane M-45 2 g/l, Agrept 2 g/l didiamkan selama 3 jam. Setelah 3 jam dibilas dengan menggunakan air steril. Kemudian ketiga bahan tersebut diremdam dalam Clorox 30% selama 30 menit sambil digoyang secara terus menerus, setelah 30 menit dipindahkan kedalam botol yang berisi Clorox 10% dan didiamkan selama 10 menit. Setelah 10 menit ketiga bahan tersebut dibilas dengan air steril sebanyak 1 kali kemudian masing-masing di tanaman pada media MS yang telah disedikan sebelumnya dan telah disterilkan.

Biji sengon ditanaman sebanyak 10 biji pada botol A dan 10 biji pada botol B, umbi bawang merah ditaman 2-4 umbi pada botol A dan botol B, sedang mata daun cocor bebek ditanam 5 mata tunas dengan tulang daun pada botol A dan 5 mata tunas tanpa tulang daun pada botol B.

HASIL dan PEMBAHASAN

umur jumlah eksplan steril) jumlah eksplan hidup jumlah eksplan yang membentuk tunas kalus jumlah tunas total/eksplan
SD SD SD SD
1MST 7,69 8,33 3,66 1,08
2 MST 7,96 7,2 6,4 5,56
3 MST 7,37 7,12 6,33 6,07
4MST 7,27 6,43 5,97 6,26
5MST 6,22 6,23 5,98 5,86
6 MST 6,22 6,23 6,17 5,87
7 MST 6,22 6,23 6,17 5,87

Tabel 1.  Data pengamatan sterilisasi organ dan jaringan tanaman pada tanaman Albizia sp.


Umur jumlah eksplan steril jumlah eksplan hidup jumlah eksplan yang membentuk tunas kalus jumlah tunas total/eksplan
SD SD SD SD
1 MST 2,39 2,12 1,72 0,45
2 MST 1,93 1,93 1,73 0,62
3 MST 1,16 1,16 0,89 0,39
4 MST 0,89 0,89 0,29 0,29
5 MST 0,87 0,87 0,29 0,29
6 MST 0,58 0,58 0,29 0,29
7 MST 0,58 0,58 0,29 0,29
8 MST 0,29 0,58 0,29 0,29
9 MST 0 0,58 0,29 0,29
10 MST 0 0,58 0,29 0,29
11 MST 0 0,58 0,29 0,29

Tabel 2.  Data pengamatan sterilisasi organ dan jaringan tanaman pada umbi bawang merah


Umur jumlah eksplan steril jumlah eksplan hidup jumlah eksplan yang membentuk tunas kalus jumlah tunas total/eksplan
SD SD SD SD
1 MST 1,56 1,15 0 0
2 MST 1,15 1,73 0 0
3 MST 0,72 1,3 0 0
4 MST 1,15 1,15 0 0

Tabel 2.  Data pengamatan sterilisasi organ dan jaringan tanaman pada mata tunas daun cocor bebek

Jaringan tumbuhan merupakan kumpulan sel-sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama atau bentuk yang sama namun fungsinya berbeda. Semua jaringan tumbuhan umunya dibagi menjadi 2 tipe yaitu jaringan merismetik dan jaringan permanen.  Jaringan merismetik (muda) dan  jaringan permanen (dewasa) bersama-sama membentuk organ-organ tumbuhan yaitu : akar, batang, daun, dan organ reproduksi (bunga, buah, dan biji) yang keseluruhannya merupakan tubuh tumbuhan (angiospermae) (Parlan 1995).  Jaringan tumbuhan berasal dari pembesaran dan diferinsiasi sel-sel.  Pembesaran dan diferensiasi sel-sel terorganisasi menjadi jaringan dan kumpulan jaringan membentuk organ-organ, selanjutnya kumpulan organ membentuk sistem organ dan menjadi tubuh tumbuhan dan hewan bersel banyak (multiseluler) (Amin 1994). Pada umumnya dalam kultur jaringan tubuh tumbuhan tersebut akan dijadikan sebagai eksplan.

Menurut Novi Syatria tahun 2009, Eksplan merupakan bagian tanaman yang akan ditanam. Ekpslan bisa berupa biji, tunas pucuk atau tunas samping, batang yang bermata tunas, potongan daun atau akar, dan umbi. Salah satu tahap terpenting dalam kultur jaringan adalah proses inisiasi awal yaitu bagaimana memasukan/menanam eksplan ke dalam botol. Proses ini sangat penting karena terkadang tidak gampang mendapatkan tanaman steril yang berkembang dalam botol.  Tanaman yang steril adalah adalah tanaman yang bebas dari berbagai OPT seperti cendawan, bakteri dan virus yang dapat menggangu perkembangan tanaman, dimana pertumbuhan cendawan, bakteri, dan virus lebih cepat dan mudah tumbuh dibandingkan dengan eksplan yang ditanam. Cendawan dan bakteri dapat menyebar melalui udara. Menurut Sinaga (2006) cendawan merupakan kelompok organisme yang termasuk kingdom tumbuh-tumbuhan yan tidak berhijau daun, berinti sejati, berspora, dan umumnya berproduksi  secara seksual dan aseksual. Cendawan berukuran mikrokopis hingga makrokopis, bersel tunggal hingga multiseluler, termasuk mikroorganisme/makroorganisme yang membentuk spora membentuk struktur negatif yang berbentuk benang yang bercabang-cabang.  Oleh karena itu untuk mendapatkan suatu tanaman steril dan dapat berkembang mulai dari eksplan sampai menjadi tanaman sempurna (planlet)  perlu dilakukan sterilisasi organ dan jaringan tanaman. Selain organ dan jaringan tanaman yang harus steril dalam melakukan kultur jaringan, sterilisasi juga harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang  juga steril. Sterilisasi terhadap peralatan dengan menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan.  Teknisi atau laboran yang melakukan kultur jaringan juga harus steril dalam melakukan kultur jaringan.  Dalam percobaan ini, untuk biji tanaman Albizia sp. yang digunakan sebagai eksplan. Nilai standar deviasi jumlah eksplan yang steril dan tetap hidup tiap minggunya mengalami penurunan sedangkan jumlah eksplan yang dapat membentuk tunas kalus mengalami peningkatan pada 2 MST sebesar 6,4 dan 6 MST sebesar 6,17. Begitupula dengan jumlah tunas total/eksplan mengalami peningkatan pada 4 MST sebesar 6,26.  Berdasarkan data dan grafik pengamatan pada umbi bawang, standar deviasi jumlah eksplan steril, hidup, yang dapat membentuk tunas kalus, dan tunas total/eksplan mengalami penurunan tiap minggu.  Selain umbi bawang dan biji Albizia sp. digunakan pula mata tunas daun cocor bebek. Standar deviasi pada jumlah eksplan steril meningkat pada 1 MST sebesar 1,56 dan menurun  pada 3 MST sebesar 0,72. Begitupula dengan standar deviasi jumlah eksplan yang hidup meningkat pada 2 MST sebesar 1,73 dan mengalami penurunan kembali pada 3 MST sebesar 1,3. Sedangkan eksplan yang dapat membentuk tunas kalus tiap minggu tidak mengalami penumbuhan tunas atau tunas tidak terbentuk sehingga jumlah total tunas/eksplan tidak ada.

Penurunan jumlah eksplan yang steril, hidup,  dan dapat membentuk tunas yang terjadi biasanya disebabkan oleh kontaminan. Kontaminan tersebut dapat berasal dari eksplan yang digunakan tidak begitu steril, peralatan yang digunakan tidak steril. Kontaminan yang terjadi pada umumnya disebabkan oleh cendawan dan bakteri.  Cendawan dan bakteri yang tumbuh mengeluarkan suatu toksik yang dapat membunuh dan menghambat pertumbuhan eksplan untuk membentuk tunas.

KESIMPULAN DAN SARAN

Sterilisasi organ dan jaringan tanaman sangatlah penting dalam teknik kultur jaringan untuk mendapatkan tanaman yang dapat tumbuh dan berkembang dalam media yang terbatas.  Tanaman dapat tumbuh dan berkembang harus terhindar dari kontaminasi yang disebabkan oleh cendawan maupun bakteri. Jumlah eksplan yang steril, hidup, dan dapat membentuk tunas pada percobaan ini sebagain besar mengalami penurunan tiap minggunya. Hal ini dikarenakan adanya kontaminasi patogen baik dari cendawan maupun bakteri.

Saran dalam percobaan kali ini, teknik dalam melakukan sterilisasi harus dengan hati-hati dan dilakukan berdekatan dengan nyala api bunsen sehingga tidak terjadi kontaminasi.

Continue reading

Supermoon Penyebab Bencana, Masa iya???

 

Gempa Jepang 8,9 SR dan Fenomena Supermoon

Gempa dahsyat di Jepang terjadi setelah muncul spekulasi tentang efek dari fenomena Supermoon. Supermoon adalah fenomena bulan terlihat sangat besar di langit karena berada dalam posisi terdekatnya dengan bumi selama 18 tahun terakhir.
Sehari sebelum gempa Jepang terjadi, ada sebagian orang yang mencoba mengaitkan fenomena Supermoon dengan kemungkinan adanya ‘kekacauan di bumi’. Teori konspirasi yang beredar di internet menyebutkan Supermoon bisa memicu kemunculan gelombang tinggi, gempa bumi, dan gunung meletus.

Seperti yang diberitakan thesun.co.uk, Sabtu (12/3/2011), pada tanggal 19 Maret bulan hanya berjarak 221.567 mil dari bumi dan peneliti amatir sudah memprediksikan munculnya kondisi ekstrim di bumi.

Blogger Daniel Vogler dalam tulisannya di AccuWeather mengungkapkan fakta kalau terakhir kali fenomena Supermoon muncul pada 10 Januari 2005, hampir 2 minggu setelah gempa dahsyat 9.0 SR yang meluluhlantakkan Aceh. “Jadi waspadalah, sesuatu yang ‘besar’ bisa terjadi saat-saat ini,” ujar Vogler.

Supermoon terjadi pada tahun 1955, 1974, 1992, dan 2005. Dan pada tahun-tahun itu kondisi cuaca sangat ekstrem.

Sementara itu, ahli lain tidak setuju kalau supermoon ada kaitannya dengan gempa Jepang. Prakirawan cuaca John Kettley mengatakan bulan tidak bisa menyebabkan aktivitas geologi, tetapi cuma gelombang tinggi.

“Jika gelombang tinggi dibarengi dengan cuaca buruk, paling-paling efeknya hanya terasa di daerah pesisir,” terang Kettley.

Pengelola Pusat Internasional untuk Radio Astronomy, Pete Wheeler, menjelaskan tidak akan ada gempa atau gunung meletus jika memang sudah waktunya.

“Bumi hanya akan mengalami gelombang tinggi saat itu (Supermoon-red) terjadi,” jelasnya

 

bahkan menurut salah satu  surat kabar mengabarkan bahwa ” Kemungkinan terjadi bencana akibat supermoon sama seperti kemungkinan dunia kiamat pada 21 Desember 2012,” kata O”Toole.

Tanya Alex Brown (kutipan cerita dari Buku GodSpeaks)

” hei Becker, aku pasti melewatkan diskon di toko barang bekas akhir pekan kemarin.”

Candace membuang pandangan dan berjalan bergegas melewati Jill Masters dan teman-temannya. Gelak tawa mengikutinya sampai dia masuk ke ruangan di ujung gang. Justin Thomas, editor koran leader tidak hanya perlu membenahi perwajahannya. kita akan melakukan perubahan besar-besaran. tidak ada lagi editorial yang melelahkan dan rubrik seperti ” murid Bulan Ini ‘.  kita akan memberikan kepada anak-anak SMU Lincoln apa yang mereka inginkan.” Suaranya meninggi.” Kita akan memberi mereka berita yang sebenarnya. tentang hubungan dan isu-isu terkini. kalian semua tahu apa yang aku maksud.”

Candace khawatir dia tahu apa yang dimaksudkan.

“Aku akan memberi kalian semua tugas pribadi. Tapi untuk saat ini, mulainya bertanya kepada dirimu sendiri, akankah cerita ini membuat semua orang mengantre untuk mendapatkan Leader? jika jawabannya tidak, tulislah hal lain. kita akan bertemu lagi besok.”

Setelah rapat staf selesai, Candace berjalan menuju perpustakaan. Pengecut, dia berkata pda dirinya sendiri. Kau hanya tidak ingin menerima satu lagi penghinaan dai Jill Masters.

untuk beberapa alasan, Jill telah menunjukan rasa tidak sukanya kepada Candace. Dia tampak menikmati saat mengkritik baju yang dipakai Candace, rambut, bahkan cara Candace bernapas.

sebenarnya keadaan tidak akan seburuk ini jika Candace hanya berurusan dengan Jill di sekolah. Celakanya, dua minggu yang lalu, Candace dan keluarganya pindah di sebelah rumah Jill.

sore itu, telepon berbunyi dan ibu Candace membuat isyarat kepada Candace untuk mengangkatnya.

“halo?”

“Hei, Candy, aku Justin Thomas.”

“Oh, hai Justin.” Candy? pikirnya.

“Aku melihatmu di rapat tadi siang. Aku punya ide. Bagaimana jika kita mulai membuat kolom tanya-jawab di koran kita? Semua orang pasti akan suka membacanya. Rubrik ini akan memberikan banyak nilai tambah, apa kamu setuju? Jadi, maksudku begini, aku ingin kamu yang mengasuh kolom ini.”

“aku!” pekik Candace. “Kamu bahkan tidak mengenalku. Dan aku belum kenal banyak orang di sekolah,” protesku.

“Justru itu menariknya,” sela Justin. ” Kamu murid baru di sekolah. Tidak ada yang akan menduga. kita akan menggunakan nama samaran dan tak seorang pun tahu, kecuali Bu Wright dan aku.”
“Justin…”

“Aku bahkan sudak memikirkan nama kolom itu. kita bisa memberinya judul, ” Tanya Alex Brown’. Menurutmu Bagaimana? Alex bisa laki-laki atau perempuan, dan Brown adalah nama yang umum. Selain itu, tidak ada nama Alex Brown di sekolah.” Justin menghela napas.

“Bolehkah aku mempertimbangkannya dulu?” tanya Candace lemas.

“Tentu. Daahh, Alex Brown.” Justin menutup telepon.

“Temanmu?” tanya ibu Candace sambil lalu.

“Itu tadi Justin Thomas, editor koran sekolah dan penindas manusia,” jelas Candace murung. “Dia ini kau mengasuh kolom tanya-jawab di koran sekolah.” dia menggelengkan kepala.

“Menurut Ibu, pekerjaan itu mungkin cocok untukmu,” kata ibunya pelan.

“Ibu bercanda, kan?” tanya Candace heran. Maksudku, ya ampun Bu, menyelesaikan masalahku sendiri saja aku ngakk mampu!”

Bu Becker tampak prihatin. ” Masalah apa?bukankah kamu bisa menyesuaikan diri di sekolah barumu?Bertemanlah?”

Candace tertawa. ” Aku baik-baik saja, kok. hanya masalah biasa, itu saja.”

Minggu berikutnya, justin menyodorkan sebuah keranjang plastik penuh surat.

Candace membelalak. ” Sebanyak ini?”

” kita bisa memuat itga surat sekali terbit,” kata justin.

“Pilihlah yang lucu. jangan yang terlalu berat atau serius.”

Candace sedang dalam perjalanan pulang ketika dia perpapasan dengan Jill.

“Hei, masih terlalu awal untuk pakai kostum Halloween,” ejek Jill.

Candace menunduk, memandang rok beludru cokelatnya , dan menghela napas. Dia sangat menyukai baju-baju vintage. Tampaknya itulah yang membuat gadis itu berbeda dengan Jill dan teman-temannya.

Sesampainya di rumah, Candace duduk di meja dan mulai membaca beberapa surat. kebanyakan isi surat itu menggelikan. Dari “masalah-masalah” tersebut, jelah bahwa anak-anak di sekolahnya tidak menganggap serius kolom ” Alex Brown”. Candace mulai santai. jika bantuan seprti inilah yang dibutuhkan teman-temanya, berarti apa yang dikatakan Justin tidak terlalu melenceng jauh.

“Oh tidak!” Seru Candace ketika dia membaca sebuah surat.

Dear Alex Brown,

Apakah kamu percaya kepada Tuhan? Kupikir Dia marah padaku, karena Dia membiarkan orangtuaku bercerai. Aku tidak tahu apa yang harus kuperbuat. Bagaimana menurutmu?

Seseorang yang Sedang Bingung

 

Candace tahu dia tidak bisa menjawab pertanyaan ini. Justin tidak bisa memecatnya. kemudian Candace mengambil surat di tumpukan terbawah dan mencoba berkonsetrasi untuk membaca surat dari ” Seseorang yang Ingin Sekali Pergi ke Pesta Prom”

Minggu berikutnya, setiap orang membicarakan Alex Brown. Siapa dia? cewek atau Cowok? Sebagian orang berpikir bahwa kolumnisnya adalah Justin. isu itu terus beredar. Surat-surat mulai banyak berdatangan ke kantor Leader.

“Kamu benar-benar hebat, Candy,” kata Justin pada suatu siang.

“Candace.” koreksi Candace dengan setengah hati.

“Kurasa sebaiknya aku juga menjawab beberapa surat yang serius, Justin.”

“tak ada seorang pun yang ingin membaca hal-hal yang serius, Candy.”

Minggu berikutnya, Candace sedang duduk di meja dapur. memilah-milah segunung surat untuk Alex Brown, ketika ibunya masuk ke sana. Di belakangnya ada ibu Jill Masters.

” Ibu dan bu Masters akan keluar minum kopi,” kata Bu Becker pelan

“Oke,” kata Candace. dia melirik Bu Masters. Sangat jelas kalau Bu Masters baru saja menangis.

Candace kembali ke surat-suratnya, dan lagi-lagi matanya tertumbuk pada surat dari “Seseorang yang Sedang Bingung”.

Dia ingin tahu apakah ALex percaya kepada Tuhan. dia berpikir mungkin Tuhan marak kepada dia. Dan dia ingin tahu jawabannya : ” Ya, Alex percaya” dan :Tidak, Alex tidak percaya” Candace membuat keputusan.

“Justin, aku akan menjawab surat ini.” keesokkan harinya,  Candace memperlihatkan srat itu kepada Justin.

Justin membacanya lalu tertawa. ” Kau bisa menjawab surat ini dengan lucu. Oke, lakukan saja.”

” untuk yang ingin aku akan menjawabnya dengan serius,” kaya Candace tegas.

Sre harinya, bu Candace mengatakan bahwa dia akan pergi lagi dengan ibu Jill. ” Candace, berdoalah untuk keluarga Masters. Beberapa minggu yang lalu, Pak Masters meninggalkan keluarganya, dan dia ingin bercerai dengan ibu Jill.”

Candace memandang surat di depannya- surat itu dari “Sesorang yang Sedang Bingung”.

tak salah lagi

dia mengambil surat itu dan menunjukkan kepada ibunya. “Bu, aku memutuskan untuk menjawabnya surat secara langusng.”

Candace melihat isi surat itu lagi, mengingat semua hal yang diucapkan  jill kepadanya selama lebih dari saru bulan, dan menghela napas.

“Tuhan, Engkau pasti akan menolongku untuk menghadapi yang satu ini,” bisik Candace.

Sepuluh menit kemudia, Candace  sudah berada  di depan Jill.

“Ada perlu apa?” tanya Jill, suaranya tenang, tidak menunjukkan sikap permusuhan.

Candace mengeluarkan surat itu. ” Aku datang untuk menjawab surat ini.”

Jill memandangi surat itu, lalu Candace. Dia tampak kaget.” Alex Brown itu kamu?”

” Hanya jika kamulah ” Seseorang yang Sedang Bingung’ itu”.

Jill terdiam beberapa saat, kemudian melangkah mundur.

“Masuklah.” dia tersenyum ragu.

Candace membalas senyumya, tahu bahwa Tuhan akan mengurus selebihnya.

 

” KASIHILAH MUSUHMU DAN BERDOALAH BAGI MEREKA YANG MENGANIAYA KAMU”

Matius 5:44

Laporan KKP IPB

LAPORAN

KULIAH KERJA PROFESI (KKP) FAKULTAS PERTANIAN 2010

DESA WINDUAJI KECAMATAN PAGUYANGAN KABUPATEN BREBES

 


Oleh :

Reyna Prachmayandini           A14070005

Mastika Wardhani                    A24070064

Purwito Djoko Yuwono             A24070168

Dolpina A. Ratissa                    A34070051

Dimas Musa Wiguna                A44070058

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KKP FAKULTAS PERTANIAN 2010

DESA WINDUAJI KECAMATAN PAGUNYAGAN KABUPATEN BREBES

Oleh :

Dimas Musa Wiguna       A44070058

Reyna Prachmayandini   A14070005

Purwito Djoko Yuwono    A24070168

Mastika Wardani              A24070064

Dolpina A. Ratissa           A34070051

Dosen Pembimbing KKP  1                            Dosen Pembimbing KKP 2

Ir. Hermanu Widjaja, M.Sc.

NIP. 19640830 199003 1 003

Mengetahui

Wakil Dekan

Dr. Ir. Aris Munandar. MS

NIP. 1956 17781983031003

 

 

RINGKASAN

Konsep pemanfaatan pola pekarangan berbasiskan konservasi yang ramah lingkungan, diharapkan mampu memberikan manfaat baik secara fungsional maupun estetika di desa Winduaji, Kecamatan Paguyangan, Brebes. Pola tanaman pekarangan yang dimaksud disini adalah mencoba memberikan pola tata ruang pekarangan yang mampu mengoptimalkan lahan yang ada untuk dapat berproduksi dengan baik, dan juga mengatur pola tata ruang pekarangan yang memiliki basin-basin area sebagai tempat pemanenan air, dan perancangan taman yang menonjolkan karateristik  setempat. Konsep pemanfaatan pekarangan secara lebih fungsional ini, akan dilaksanakan dalam program Pekarangan Rumah yang Estetis dan Fungsional, Taman Sekolah yang Edukatif, dan Pekarangan Sayur Organik.

Pemanfaatan limbah pertanian di desa Winduaji, diharapkan mampu memberikan alternatif untuk meningkatkan produksi pertanian petani di desa Winduaji. Pemanfaatan limbah ini, terdiri dari pembuatan kompos, pembuatan pestisida nabati, dan program System of Rice Intensification (SRI) organic. Selain itu, terdapat juga program Pola Pemupukan Padi Sawah yang diharapkan mampu memberikan pemahaman kepada petani dalam melakukan pemupukan berimbang.

Sebagai bentuk pengenalan pertanian, akan diadakan kegiatan Agrischool untuk anak-anak desa. Kegiatan ini meliputi pemberian materi, praktek langsung di lapangan, dan juga mewarnai, sehingga anak-anak dapat lebih tertarik dan mengerti terhadap materi yang disampaikan.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan karunia-Nya makalah Kuliah Kerja Profesi (KKP) 2010 yang berjudul Pemanfaatan Limbah Pertanian dan Pola Pekarangan Rumah Ramah Lingkungan Di Desa Winduaji, Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes ini dapat terselesaikan.

Makalah ini dibuat sebagai bentuk laporan akhir dari kegiatan KKP 2010 yang telah dilaksanakan pada bulan Juni-Agustus 2010. Adapun kegiatan yang terdapat dalam laporan ini merupakan bentuk program yang kami laksanakan di Desa Winduaji, Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam terlaksananya kegiatan KKP dan proses penyelesaian makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing KKP Bapak Hermanu (selaku pembimbing I) dan Bapak Haryadi (selaku pembimbing II) . Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya dalam evaluasi kegiatan KKP di masa yang akan datang.

Bogor, 9 Desember 2010

Penyusun,


PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Brebes adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah,Indonesia.  Luas wilayahnya 1.657,73 km², jumlah penduduknya sekitar 1.767.000 jiwa.  Brebes merupakan kabupaten dengan jumlah penduduk paling banyak di Jawa Tengah.  Secara geografi, Kabupaten Brebes terletak di bagian barat Provinsi Jawa Tengah, dan berbatasan langsung dengan wilayah Provinsi Jawa Barat. Ibukota kabupaten Brebes terletak di bagian timur laut wilayah kabupaten. Kota Brebes bersebelahan dengan Kota Tegal, sehingga kedua kota ini dapat dikatakan “menyatu”. Kabupaten brebes sebelah utara berbatasan dengan laut jawa, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Cilacap dan Banyumas, sebelah barat  berbatasan dengan Kabupaten Cirebon dan Kuningan, sedangkan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Tegal dan Kota Tegal. Secara administratif Kabupaten Brebes terbagi dalam 17 kecamatan.

Kecamatan Paguyangan merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Brebes.  Kecamatan ini  memiliki pertumbuhan ekonomi sebesar 5,77% dengan jumlah penduduk 95.367.  Mata pencaharian pada umunya petani dan buruh tani. Total luas wilayah dan penggunaan lahan  di daerah ini adalah 10.494 ha yang sebagian besar merupakan sawah, tegal, kebun campuran, pekarangan, dan hutan negara. Kecamatan ini berada di dataran tinggi dengan ketinggian wilayah 100 –  2.000 m dpl dan lereng berkisar dari 3-45% dengan relief berbukit, berombak, bergelombang, dan bergunung . Bentuk lahan berupa dataran, kipas lahar dan pegunungan/perbukitan, jenis tanah dominan alluvial dengan sedikit latosol dan grumusol, penggunaan lahan hutan, sawah, pemukiman dengan sedikit tegalan, tingkat kelerengan bervariasi dari landai (0 – 8%) sampai sangat curam (>45%), dan curah hujan 2500 – 5000 mm/th( bpdas-pemalijratun 2010 ).

Kondisi topografi dari desa Winduaji Kecamatan Paguyangan menjadikan kawasan tersebut sangat potensial untuk pengembangan produk pertanian seperti tanaman padi, hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan dan sebagainya. Budidaya padi, kopi, cengkeh, kelapa, kapulaga, sengon yang biasa dibudidayakan di desa Winduaji  dengan memanfaatkan pekarangan yang berada di lereng. Namun, dengan keadaan daerah yang memiliki potensi yang besar masih terdapat kendala dalam hal pengelolaan DAS yang kurang memadai sehingga ketersediaan air di daerah tersebut masih belum mencukupi, sektor pertanian juga terdapat berbagai kendala misalnya penggunaa pestisida kimia dalam mencegah hama dan penyakit pada tanaman masih tinggi dengan dosis dan konsentrasi yang tinggi pula, penggunaan teknik organik yang belum ada.  Selain itu, jejaring didalam masyakarat pun masih kurang sehingga terjadi permasahalan dalam pascapanen tanaman di daerah tersebut.

1.2 Tujuan

a. Melakukan teknik pemanenan air secara konservasi untuk meningkatkan ketersediaan air

b. Perancangan taman yang fungisonal dan estetis

b. Mandiri dalam pembuatan kompos

c. Memperkenalkan SRI organic

d. Mandiri dalam pembuatan pestisida hayati

e. Meningkatkan kepedulian masyarakat desa terhadap lingkungan

f. Memberikan pendidikan seputar pertanian kepada anak-anak desa

g. Pemanfaatan pekarangan rumah

h. Petani melakukan pemupukan berimbang

1.3 Perumusan Masalah

a.   Kurangnya ketersediaan air

b.   Pekarangan sekolah dan rumah yang belum dimanfaatkan dengan baik dan benar

c.   Ketergantungan petani terhadap pupuk kimia

d.   Proses pascapanen yang kurang baik

e.   Penggunaan pestisida kimia yang cukup tinggi

f.    Kurangnya pemanfaatan limbah organik

g.  Pola pertanaman padi konvensional yang tidak berbasis kearifan lokal

h.  Ketidaktahuan petani terhadap pemupukan berimbang

i.   Pengetahuan yang minim mengenai pertanian terhadap anak-anak

1.4 Keluaran yang Diharapkan

a.    Ketersediaan air tercukupi bagi tanaman

b.    Pekarangan sekolah dan rumah menjadi lebih bermanfaat dan estetis

c.    Penggunaan pestisida hayati yang tinggi sebagai penganti pestisida dan bahan kimia

d.    Meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan

e.    Meningkatkan pendidikan anak-anak seputar pertanian

f.     Petani bisa mandiri dalam melaksanakan pertanian organic

g.    Petani mampu melakukan pemupukan berimbang

POTENSI WILAYAH DAN PERMASALAHAN

GAMBARAN UMUM KONDISI KECAMATAN PAGUYANGAN

Kecamatan Paguyangan merupakan salahsatu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Brebes.  Kecamatan ini  memiliki pertumbuhan ekonomi sebesar 5,77% dengan jumlah penduduk 95.367.  Mata pencaharian pada umunya petani dan buruh tani. Total luas wilayah dan penggunaan lahan  di daerah ini adalah 10.494 ha yang sebagian besar merupakan sawah, tegal, kebun campuran, pekarangan, dan hutan negara. Kecamatan ini berada di dataran tinggi dengan ketinggian wilayah 100 –  2.000 m dpl dan lereng berkisar dari 3-45% dengan relief berbukit, berombak, bergelombang, dan bergunung . Bentuk lahan berupa dataran, kipas lahar dan pegunungan/perbukitan, jenis tanah dominan alluvial dengan sedikit latosol dan grumusol, penggunaan lahan hutan, sawah, pemukiman dengan sedikit tegalan, tingkat kelerengan bervariasi dari landai (0 – 8%) sampai sangat curam (>45%), dan curah hujan 2500 – 5000 mm/th.

Kondisi topografi dari Kecamatan Paguyangan menjadikan kawasan tersebut sangat potensial untuk pengembangan produk pertanian seperti tanaman padi, hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan dan sebagainya. Total produksi padi di wilayah ini rata-rata 494.712 ton/tahun.  Budidaya kentang, padi, jagung, ketela pohon, buncis, kubis, bawang merah , bawang putih, labu siam, teh, vanili, kopi, cengkeh, kelapa, kapok, kapulaga, jati, mahoni, sengon, pinus, dan sonokeling yang biasa dibudidayakan di Kecamatan Paguyangan  dengan memanfaatkan pekarangan yang berada di lereng yang sangat curam.  Namun, dengan keadaan daerah yang memiliki potensi yang besar masih terdapat kendala dalam hal pengelolaan DAS yang kurang memadai sehingga ketersediaan air di daerah tersebut masih belum mencukupi, sektor pertanian juga terdapat berbagai kendala misalnya penggunaa pestisida kimia dalam mencegah hama dan penyakit pada tanaman masih tinggi dengan dosis dan konsentrasi yang tinggi pula, penggunaan teknik organik yang belum ada.  Selain itu, jejaring didalam masyakarat pun masih kurang sehingga terjadi permasahalan dalam pascapanen tanaman di daerah tersebut.

POTENSI WILAYAH

Kecamatan Paguyangan memiliki daerah pertanian yang subur dengan lokasi di kaki gunung Slamet sehingga memiliki jenis tanah Latosol dan Andosol yang memiliki tingkat kesuburan yang baik. Keadaan tersebut ditunjang dengan pengairan yang baik. Sumber air berasal dari pegunungan yang terus mengalir sepanjang tahun. Selain itu juga memiliki curah hujan sangat tinggi yang memungkinkan ketersediaan air yang cukup melimpah. Hal tersebut dikarenakan daerah disekitar gunung Slamet memiliki curah hujan tertinggi di Indonesia hingga mencapai 4000 mm per tahun.

KKP Fakultas Pertanian IPB terbagi dalam enam desa yaitu Desa Pandansari, Cipetung, Ragatunjung, Kretek, Wanatirta, dan Winduaji. Setiap desa tersebut terdapat lima mahasiswa KKP dalam satu tim yang akan bekerjasama dengan petani dan warga dalam mengembangan potensi wilayahnya.

Daerah pertanian di Kecamatan Paguyangan memiliki areal yang sangat luas. Sebagian besar wilayah merupakan lahan pertanian yang sangat berpotensi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Komoditas utama pertanian Kecamatan Paguyangan adalah padi. Terdapat pula sayuran, tanaman perkebunan, tanaman kehutanan, dan peternakan. Pola pertanian terpadu akan sangat menguntungkan bagi petani yang mengembangkan pertaniannya untuk lebih maju. Pertanian terpadu merupakan pola penggabungan aspek pertanian seperti persawahan, peternakan, perkebunan, kehutanan, tanaman hortukultura, dan perikanan.

Kecamatan paguyangan juga memiliki potensi wisata yang dapat dikembangkan. Potensi wisata antara lain terdapat di kebun the PTPN X Kaligua, candi di Desa Wanatirta, curug, waduk Penjalin di Desa Winduaji. Potensi wisata tersebut dapat dikembangkan untuk menambah daya saing Kecamatan Paguyangan dan Kabupaten Brebes dalam menunjang APBD.

KENDALA DALAM PELAKSANAAN KKP

Kendala yang dihadapi mahasiswa KKP Fakultas Pertanian antara lain sebagai berikut:

1.  Kurang pahamnya masyarakat terhadap teknik budidaya tanaman secara baik sehingga sebagian besar masyarakat di desa ini tidak memperhatikan kebersihan lahan mereka, jarak tanam serta dosis pupuk atau pestisida yang mereka gunakan

2.  Pengetahuan petani tentang pupuk dan pemakaian pestisida yang terbatas sehingga berdampak buruk pada lingkungan sehingga sulit untuk mengembangkan pertanian organik secara luas

3.  Petani di daerah dataran rendah Paguyangan memiliki pola tanam padi terus menerus sehingga sudah menjadi budaya dalam menanam padi.

4.    Sumber keperluan pertanian untuk menjunjang kegiatan program seperti pembelian pupuk dan kebutuhan administrasi lainnya jauh dari desa

5.  Terdapat petani yang kurang menerima metode pertanian yang disampaikan mahasiswa

REKOMENDASI

Pengembangan pertanian masyarakat desa merupakan hal yang menjadi keharusan bagi pemerintah daerah Kabupaten Brebes untuk melakukannya. Pertanian merupakan sektor utama perekonomian masyarakat. Kemajuan sektor pertanian akan berkorelasi dengan kemajuan perekonomian masyarakat dan daerah.

Pelaksanaan pengembangan pertanian masyarakat dapat didukung dengan diintensifkannya program penyuluhan pertanian melalui sekolah lapang pertanian yang dilakukan oleh petugas penyuluh lapang (PPL). Pengalokasian dana untuk kegiatan sekolah lapang pertanian perlu ditingkatkan oleh Pemerintah Daerah. Dana yang memadai merupakan faktor penting untuk membiayai program pengembangan pertanian.

Program kegiatan untuk pengembangan pertanian masyarakat yang perlu diadakan antara lain adalah membangun pertanian organik dengan menggunakan pupuk organik (kompos), pestisida nabati, pupuk hayati, serta menghindari bahan kimia dalam penggunaannya di lahan pertanian. Mendidik petani untuk berpola pikir kelestarian alam sangat penting untuk menjadi dasar pengambangan pertanian organik.

Di Desa Winduaji memiliki Waduk Penjalin yang memiliki potensi wisata dan pengairan. Pemerintah Daerah direkomendasikan untuk mengmbangkan pariwisata dan pengairan pertanian dari lahan tersebut. Potensi wisata air menjadi salahsatu pilihan dalam pengembangan wisata waduk.  Air yang berasal dari desa tersebut digunakan untuk pengairan lahan pertanian di Brebes utara sehingga daerah di sekitar waduk tidak mendapat air untuk pengairan. Kami merekomendasikan kepada Pemerintah Daerah untuk membuat bangunan irigasi yang mengalirkan air di waduk ke lahan petani di sekitar waduk.


PROGRAM DAN PELAKSANAAN

Pestisida Nabati

Pestisida nabati  merupakan salah satu program dari kuliah kerja profesi IPB 2010 di daerah Paguyangan desa Widuaji.  Kegiatan yang dilakukan berhubungan dengan program pestisida nabati ialah penyuluhan pestisida, praktek pembuatan pestisida nabati dan aplikasi pestisida nabati.

Penyuluhan pestisida nabati dilaksanakan bersamaan dengan penyuluhan tentang composting(pembuatan kompos),  penyuluhan tersebut dilaksanakan  pada tanggal 12 Juli 2010 di rumah kepala dusun 04 Winduaji. Penyuluhan pestisida nabati ini dihadir oleh sejumlah petani, petani yang hadir merupakan anggota dari Kelompok Tani Aji Jaya.  Adapun jumlah petani yang mengikuti penyuluhan tersebut berjumlah 6 (enam) orang petani yang berada disekitar Kadus 04. Penyuluhan yang dilakukan membahas tentang bahan-bahan atau tanaman yang dapat dijadikan sebagai pestisida nabati, peralatan  yang dapat dipergunakan dan cara pembuatannya serta keuntungan dari penggunaan pestisida nabati bagi petani. Penyuluhan tentang pestisida nabati  mempunyai tujuan untuk memberikan rekomendasi kepada petani untuk dapat membuat pestisida nabati guna mengurangi penggunaan pestisida kimia yang sering digunakan secara berlebihan di daerah Winduaji. Selain melakukan penyuluhan pestisida nabati kepada petani, dilakukan juga cara pembuatan pestisida nabati, bahan dan peralatan yang digunakan merupakan bahan dan peralatan yang mudah ditemukan di daerah setempat.

Aplikasi pestisida nabati dilakukan di area persawahan padi. Aplikasi atau penyemprotan dilaksanakan pada tanggal 17 Juli 2010 di area sawah padi Bapak Komari yang berumur 40 hari atau 1 bulan lebih 10 hari.  Bahan pestisida yang digunakan adalah tanaman badotan yang tidak disukai oleh hewan ternak. Selain tanaman badotan, bahan lain yang digunakan sebagai pestisida nabati, antara lain  umbi gadung, kamijara (sereh), laos. Pembuatan pestisida nabati tidak memerlukan waktu yang lama dan cara yang terlalu rumit. Cara pembuatan dari pestisida nabati yaitu bahan-bahan yang digunakan pada awalnya ditumbuk sampai halus, kemudian dimasukan ke dalam ember setelah itu dicampurkan dengan air sekitar 2 liter. Setelah bahan tercampur kemudian didiamkan selama 1 malam dalam keadaan kedap udara(tanpa udara).  Setelah semalam didiamkan campuran tersebur disaring untuk mendapatkan ekstrak dari tanaman yang digunakan sebagai bahan pestisida nabati dan dimasukkan kedalam botol bekas.  Sebelum melakukan penyemprotan cairan diencerkan atau ditambahkan dengan menggunakan 10 liter air dan ditambahkan dengan sedikit sabun (detergen). Sabun atau detergen yang digunakan dimaksudkan sebagai perekat cairan pestisida nabati pada permukaan tanaman padi.  Pengamatan terhadap area sawah  dilakukan satu minggu setelah penyemprotan. Berdasarkan hasil pengamatan setelah 1 minggu dan pengamatan dari pemilik area persawahan, tingkat populasi dari hama pada padi menjadi berkurang dan tidak berdampak buruk terhadap kesehatan.

Composting

Penyuluhan dan praktek kompos dilakukan pada tanggal 12 Juli 2010 di Kadus 4, Winduaji dan tanggal 13 Agustus 2010 di Kadus 1, Winduaji. Pada penyuluhan dan praktek pembuatan kompos 1, dihadiri kurang lebih 6 orang, sedangkan pada penyuluhan dan praktek pembuatan kompos 2, dihadiri kurang lebih 10 orang.

Kegiatan composting umumnya berjalan baik, karena bahan-bahan yang digunkan tidak sulit dicari dan proses pembuatannya juga sederhana. Bahan-bahan yang digunakan antara lain berupa bonggol pisang, jerami, kotoran hewan, dedak, dan juga keong sawah. Kompos tersebut dibuat di atas tanah dengan ukuran 1m x 1m x 1m dengan ditutupi terpal di atasnya.

Petani umumnya antusias dalam menyaksikan proses pembuatan kompos, karena sebelumnya petani bahkan belum mengetahui apa itu kompos. Hal tersebut mendorong untuk dilakukannya kembali penyuluhan dan praktek pembuatan kompos di Kadus 1, Winduaji, bekerjasama dengan mahasiswa Universitas Jendral Soedirman.

Proses perawatan kompos dilakukan dengan pembalikkan kompos setiap 3-7 hari sekali berikut dengan proses penyemprotan MOL (Mikroorganisme Lokal) setiap minggunya.

Hasil kompos yang telah matang, rencananya akan diberikan kepada para petani di acara pelepasan mahasiswa KKP IPB 2010 di Desa Winduaji. Kompos yang telah matang tersebut juga telah disaksikan oleh para petani sekaligus dosen pembimbing KKP, bapak Ir. Hermanu Wijaya, MSc.

SRI-Organik

Penyuluhan SRI-organik telah dilakukan pada tanggal 23 Juli 2010, sementara penyemaian SRI-organik dilakukan pada tanggal 10 Agustus 2010. Pada penyuluhan tersebut, tercatat dihadiri oleh 12 orang petani. Pada penyuluhan, selain diberikan handout bahan SRI-organik, ditampilkan pula video SRI-organik untuk memberikan motivasi bagi petani untuk mencoba program SRI tersebut. Hal ini karena pola SRI-organik tentunya akan sangat berbeda dengan pola penanaman padi sawah secara konvensional.

Pada penyuluhan SRI-organik, sebenarnya terdapat beberapa petani yang tertarik untuk mencoba pola penanaman SRI ini. Namun, ketika kami ingin mempraktekkan pola penanaman SRI langsung di lapang, petani tidak bersedia memberikan demplot sawah untuk praktek SRI karena takut praktek SRI tersebut gagal. Hal ini disebabkan sawah yang biasa mereka garap bukanlah sawah milik mereka. Selain itu, di desa Winduaji sendiri, belum terdapat petani organic. Sehingga menurut mereka, kompos merupakan barang baru, dan agak sulit merubah paradigma mereka yang selama ini memupuk dengan menggunakan pupuk Urea, menjadi memupuk dengan kompos.

Sehingga, aplikasi penyuluhan SRI-organik hanya dapat dilakukan hingga tahap penyemaian dalam nampan. Penyemaian dilakukan pada nampan berukuran 20×15 cm. Penyemaian dilakukan dengan menggunakan kompos dan juga melakukan uji benih terlebih dahulu.

Pertanaman Sayur Organik

Penanaman sayuran organik dilakukan di lahan petani dan pekarangan rumah warga. Petani di Desa Winduaji tidak menanam sayuran sebagai komoditas pertanian mereka. Sayuran ditanam hanya sebagai tanaman selingan saja. Kegiatan menanam sayuran organik ini bermanfaat untuk melatih petani untuk terbiasa menanam secara organik dan melakukan diversifikasi tanaman.

Sayuran yang ditanam yaitu kangkung, caisin, dan bayam. Kangkung ditanam dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm. Caisin dan bayam di tanam dalam larikan dengan jarak antar larikan 20 cm. Sebelum penanaman, tanah di pupuk dengan menggunakan pupuk organik dengan dosis 2 ton per hektar.

Setiap minggunya sayuran disemprot dengan zat pengatur tumbuh cair dan tanahnya disemprot dengan pupuk hayati majemuk cair. Zat pengatur tumbuh berguna untuk mempercepat pertumbuhan vegetatif sayuran dan pupuk hayati majemuk cair berguna untuk menambahkan mikroorganisme tanah supaya penyerapan hara berlangsung lebih baik.

Pada sela-sela antar bedengan diberikan mulsa vertikal dengan menggunakan jerami padi. Mulsa vertikal ini bermanfaat untuk menarik oraganisme tanah mendekomposikan bahan organik yang terdapat pada jerami tersebut.

Agrischool for Children

Agrischool for Children untuk SD N Winduaji 4 dapat dikatakan berhasil. Berdasarkan hasil kuisioner yang berupa pertanyaan sebelum pemberian materi (pre test)  dapat diketahui pengetahuan anak-anak SD N Winduaji 4 Desa Winduaji rata-rata pengetahuan tentang pertanian dan lingkupnya sebesar 40%, sedangkan pengetahuan tentang hama da penyakit tanaman sekitar 25%, pengetahuan tentang fauna tanah sebesar 40%, serta pengetahuan tentang pemanasan global dan efeknya 10%. Hal ini membuktikan bahwa kurangnya pengetahuan mereka tentang keempat hal tersebut diatas. Pemberian materi sendiri dibagi menjadi 3 kelas yaitu kelas 4, kelas 5, dan kelas 6. Jumlah murid rata-rata masing-masing kelas yaitu 18 orang.

Teknis pemberian materi sangat sederhana yakni dengan diskusi dua arah. Setelah pemberian materi diadakan pula post test, dari hasil post test tersebut dapat diketahui pengetahuan mereka tentang pertanian dan lingkupnya mencapai 95%, tentang hama dan penyakit tanaman 90%, fauna tanah 95%, serta pemanasan global dan efeknya sebesar 85%.

Bagan pengetahuan anak-anak SD N Winduaji 4 sebelum pemberian materi

Bagan pengetahuan anak-anak SD N Winduaji 4 setelah pemberian materi

Kendala yang dialami adalah jauhnya tempat untuk memperbanyak pertanyaan, serta alat peraga yang dipakai sedikit karena jarang bisa didapatkan di desa.

Perancangan Taman Rumah

Perancangan taman yang berbasis pemanenan air hujan telah diterapkan di taman rumah kepala dusun IV desa Winduaji. Pemilihan tempat tersebut dikarenakan lahan yang cukup luas dan atas ketersediaan pemilik rumah. Taman yang sebelumnya sudah ada kini diperbaiki kembali agar menjadi lebih estetis/ indah dan bernilai fungsional. Untuk proses pemanenan air hujan diterapkan dengan membuat sebuah lobang cekungan yang lebih rendah dari sekitarnya. Kemudian cekungan tersebut ditutup dengan batu krikil agar memberi sedikit kesan estetis. Kendala dalam pembuatan taman rumah ini adalah pada saat pembersihan lahan terdapat banyak gulma dan pecahan-pecahan material batu dan tanaman yang tersedia sedikit monoton atau kurang beragam.

Untuk kegiatan perancangan taman berikutnya sebaiknya melibatkan warga sekitar agar dapat memberikan manfaat kepada warga berupa ilmu tentan pembuatan taman dan cara perbanyakan tanaman, khususnya tanaman untuk taman.

Perancangan Taman Sekolah

Pembuatan taman dilakukan dihalaman belakang sekolah. Halaman belakag sekolah ini memiliki suatu potensi yang cukup baik karena menghadap ke sebuah waduk, hal ini akan memberikan suatu pemandangan yang cukup bagus. Perancangan taman menggunakan pola organik /dinamis agar memberikan kesan rilex/ santai. Hal ini dimaksudkan agar meberikan kesimbangan dari kesan foemal sekolah tersebut. Taman itu sendiri berisi tanaman – tanaman lokal yang umumnya adalah tanaman tropis. Untuk fungsi edukasinya sendiri kita menanam beberapa jenis tanaman sayuran seperti bayam dan kangkung. Dari sini mereka  akan mengenal cara tanaman tersebut dari pengecambahan hingga pemanenan. Kendala dalam pembuatan taman sekolah ini terdapat pada tanah yang agak kering, seihngga membutuhkan penyiraman yang intensif. Letaknya yang dekat dekat dengan tanaman bambu membuat taman ini kotor dengan daun kering bambu dan taman ini terletak antara sekolah dan kamar mandi sehingga sirkulasi internsif dan kemungkinan tanaman terinjak oleh pengguna cukup besar, namun dapat diatasi. Untuk pembuatan taman – taman pada umumnya sebaiknya menggunakan tanaman yang ada atau memanfaatkan kearifan lokal. Melibatkan pihak sekolah baik guru, petugas sekolah dan siswa, sehingga mereka bisa merasa ikut memiliki taman tersebut dan juga manfaat lainnya adalah ada interkasi antara mahasiswa KKP dengan warga sekolah.

PEMBAHASAN UMUM

Kegiatan kuliah kerja profesi (KKP) Desa Winduaji Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes berjalan sukses. Kegiatan ini berlangsung kurang lebih 2 bulan. Program yang dijalankan adalah penanaman sayur organik, agrischool for children, pembuatan pestisida nabati, pembuatan taman sekolah dan taman rumah eksotis, penyuluhan dan praktik SRI (System of Rice Intensification) organik , pola pemupukan berimbang, pembuatan kompos, serta pembibitan dan penanaman tanaman Jabon.

Kegiatan awal yang dilaksanakan yakni survey lokasi dan potensi wilayah, serta teknologi yang digunakan di desa ini, setelah berkumpul dan berdiskusi dengan kelompok tani di desa ini, maka disusun pula program tersebut diatas. Program yang lebih dahulu dilaksanan yaitu pengomposan. Pengomposan ini dengan metode sample menggunakan bahan-bahan yang terdapat di desa ini sendiri, pelaksanaan dilakukan dengan petani. Petani di desa Winduaji sama sekali tidak pernah membuat kompos dan tidak mengerti ilmu dan cara pengomposan. Petani di desa ini sangat antusias dan memiliki rasa ingin tahu yang cukup tinggi. Sebelum praktik, kelompok KKP memberikan materi tentang kompos serta gunanya. Setelah pemberian materi, langsung turun lapang dan praktik pengomposan.

Bahan yang digunakan sebagai mikroorganisme local (MOL) yaitu keong (dalam bahasa desa yakni keracak) dan pisang busuk. MOL ini diinkubasi selama 7 hari terlebih dahulu sebelum praktik. Bahan penolong kompos yang digunakan adalah jerami, dedak bekatul, serbuk gergaji, kotoran ternak (kotoran ayam), serta debuk pisang. Hal kecil yang juga menjadi penting dalam praktik lapang ini adalah mahasiswa juga harus ikut mempelajari bahasa yang digunakan di daerah tersebut agar system yang akan dilakukan menjadi lebih mudah dan efisien. Praktik yang dilakukan dalam pengomposan ini dengan 3 lapisan serta ditutup dengan terpal. Kompos berhasil tidak berbau, warna menjadi gelap, membentuk seperti tanah dan volume menciut dalam waktu 4 minggu setelah pembuatan. Petani awalnya tidak yakin akan jadinya kompos ini, salah satu kekurangan petani desa ini adalah rasa takut yang berlebihan akan sesuatu yang baru sehingga menanam padi pun tanpa adanya rotasi. Setelah melihat kompos yang dibuat berhasil 100% sempurna sesuai dengan teori yang sebelumnya diberikan, maka rasa ingin mencoba itu mulai tumbuh. Kompos yang jadi ini langsung digunakan untuk program berikutnya.

Program berikutnya yang berhasil adalah penanaman sayur organik, desa ini juga tidak pernah menanam sayur di lahan, hal ini juga dikarenakan rasa takut gagal panen yang berlebihan. Metode yang digunakan dalam penanaman sayur organic ini meminjam salah satu lahan petani desa tersebut, praktik dilakukan diawali dengan pembuatan bedengan. Bedengan yang jadi sebanyak 15 bedengan dengan luas rata-rata bedeng kurang lebih 9 m x 1 m. bedengan yang telah jadi ditaburi kompos atau pupuk organic, kemudian dibuatlah lubang tanam dan alur. Sayur yang ditanam adalah kangkung, caisin, dan bayam dengan masing-masing jenis sebanyak 5 bedeng. Sayur kangkung ditanam dengan teknik lubang tanam, sedangkan caisin dan bayam dengan alur. Setelah 1 minggu setelah tanam (MST), dihitung daya tumbuhnya sebesar 98 %.  Hal ini membuktikan kepada petani bahwa lahan tersebut mampu ditanami sayuran. Penyemprotan bioaktivator juga dilakukan yakni dengan penumbuh auksin Hormax dan Bio-extreme pada lahan tersebut. Sayur yang terlebih dahulu dipanen yaitu caisin, caisin tumbuh sangat baik dan segar. Sayur dipanen setelah 4 MST.

Program berikutnya yang berjalan sukses yaitu agrischool for children yang hanya dilaksanakan di satu sekolah dasar yakni SD N Winduaji 4, hal ini dikarenakan waktu yang sangat singkat. Kegiatan ini diikuti prsktik langsung menanam sayur dalam polybag (tayurambag). Anak-anak yang diajarkan awalnya kurang antusias, hipotesis awal yaitu anak-anak kurang memahami maksud pemateri, hal ini terjadi pada 1 jam pertama, teknis diubah pada 1 jam berikutnya yakni diselingi jawab pertanyaan dan model sample yang diberikan seperti pembagian permen serta pembuangan sampahnya pada kotak sampah organic dan anorganik. Melalui praktik ini, anak-anak memahami perbedaan sampah organic dan anorganik. Selain itu, pengenalan perbedaan benih dan bibit juga dilakukan. Hal yang juga menjadi penting adalah bahasa daerah yang digunakan, misalnya ketika bagian hama dan penyakit tanaman tentang serangga belalang sembah (mantodea/mantydae), mereka disana menyebutnya kedehe, serta jenis kupu-kupu dan metamorfosisnya. Program ini berlangsung 2 hari, hari pertama materi dan hari berikutnya praktik menanam, bahkan polybag sendiri mereka tidak mengetahui namanya. Setelah diberikan polybag, maka mereka mengisi media masing-masing. Kelompok KKP ingin mengetahui jenis tanah seperti apa yang mereka bawa dengan materi yang telah diberikan, sebanyak 90% anak membawa tanah yang criteria subur yakni berwarna gelap. Kemudian praktik dimulai dengan menanam kangkung dan bayam di polybag. Setelah 2 MST anak-anak dikumpulkan untuk membedakan mana yang tumbuhan kangkung dan mana yang tumbuhan bayam. Anak-anak pun mengerti serta tanaman mereka dibwa pulang masing-masing.

Kegiatan lain yang telah dilaksanakan yaitu pembuatan taman eksotis, taman yang dibuat dirancang terlebih dahulu, kemudian dilakukan pematokan, taman ini dibuat di SD N Winduaji 4, dikarenakan tamannya yang sedikit kurang rapih sementara penikmat taman tersebut adalah anak-anak yang memerlukan sedikit keindahan. Taman dibuat dengan konsep dinamis. Bahan tanaman yang digunakan adalah rumput jepang (suket) dan beberapa tanaman seperti palm merah, akasia, dan sedikit lidah mertua. Kombinasi yang dibentuk sederhana tapi indah, taman ini dirawat 3-4 kali seminggu sampai suket yang ditanam tumbuh segar. Hal yang sama dilaksanakan pula di pekarangan rumah sebagai sample.

Kegiatan berikutnya yaitu penyuluhan dan pembibitan padi SRI organik. penyuluhan ini juga dihadiri oleh penyuluh lapang desa serta kelompok tani Adijaya (kelompok tani desa Winduaji). Dalam kegiatan ini dipraktikkan cara terpadu dengan merendam benih padi ke larutan garam 3 %, dan persemaian yang hanya 1 benih per lubang tanam. Setelah melakukan penyuluhan dan persemaian di nampan, maka keesokan harinya praktik d sawah dengan teknik budidaya system jajar legowo.

Pembuatan pestisida nabati memanfaatkan tanaman yang tersedia di desa. Hama yang belakangan menyerang tanaman padi yaitu hama putih. Melihat hama ini, maka dibuat pestisida nabati dari ekstrak tanaman gadung, tanaman babadotan, tanaman laos, tanaman sereh, dan tanaman odorata. Praktik penyemprotan juga dilakukan pada salah satu lahan petani yang pertumbuhan padinya masih vegetative. Pada kegiatan ini diperkenalkan pula alat sempot model backyard sprayer serta cara pemakaiannya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kegiatan KKP Desa Winduaji berjalan sukses dengan dibuktikannya keberhasilan kompos, sayur organic, penyuluhan-penyuluhan yang dihadiri oleh banyak petani, pemahaman anak-anak tentang pertanian dan lingkupnya, agroforestry, persemaian, serta berhasilnya taman eksotis.

Hal kecil yang sangat penting adalah pemahaman bahasa di suatu daerah agar program dapat berjalan efektid dan efisien. Membuktikan teori dengan praktik langsung akan memperluas wawasan petani serta meminimalisir rasa takut untuk mencoba serta memperkecil sugesti akan buruknya mahasiswa yang menjadikan petani sebagai ajang uji coba.

TABEL JURNAL KEGIATAN

(Terlampir)

PETA WILAYAH

(Terlampir)

FOTO KEGIATAN

(Terlampir)

ANGGARAN BIAYA KEGIATAN

(Terlampir)

ABSENSI KEHADIRAN

(Terlampir)


Pengendalian Walang Sangit

Penggunaan Kapur Barus

Adapun taktik lain yang sering digunakan petani dalam mengendalikan walang

sangit adalah dengan menggunakan kapur barus. Cara ini juga cukup efektif dalam

mengendalikan hama walang sangit. Aplikasi taktik pengendalian ini dilakukan pada saat

fase vegetatif atau saat padi bunting sampai bulir-bulir padi mulai mengeras yaitu dengan

cara menggantungkan kapur barus tersebut yang sudah dimasukkan kedalam pembungkus

dari kain bekas. Taktik pengendalian dengan menggunakan kapur barus ini bersifat

menolak atau mengusir datangnya hama walang sangit karena bau yang dipancarkan oleh

zat yang terkandung dalam kamapar tersebut. Jarak antar kantong tersebut berkisar antara

4-5 meter pada bagian pinggir tanaman padi. Dengan cara ini intensitas kerusakan oleh

walang sangit dapat ditekan yaitu berkisar antara 5-10%.

Penggunaan Perangkap

Di lahan rawa lebak petani dalam mengendalikan hama khususnya walang sangit

menggunaan perangkap yaitu dari bahan keong yang dibusukkan. Dengan cara

pengendalian tersebut intensitas kerusakan walang sangit dapat ditekan. Hasil pengamatan

dilapang menunjukkan bahwa pengendalian dengan menggunakan perangkap bau busuk

(keong) tersebut cukup efektif dibandingkan pengendalian lainnya dalam mengendalikan

hama walang sangit. Adapun fungsi dari penggunakan perangkap dari bahan keong yang

dibusukkan tersebut adalah untuk mengalihkan perhatian dari walang sangit tersebut karena

dengan perangkap tersebut walang sangit lebih tertarik berkunjung ketempat perangkap

tersebut dibandingkan pada bulir padi.

Jumlah populasi yang didapatkan pada perangkap tersebut 5-10 ekor/perangkap.

Kadang-kadang petani juga menaruh bahan racun dari karbofuran 5-10 butir/tempat,

sehingga walang sangit yang datang berkunjung dan mengisap bahan tersebut dan mati.

Pengandalian hama walang sangit dengan cara perangkap busuk tersebut yang

dipasang ditepi-tepi sawah dengan jarak antar perangkap 10-15 m tersebut cukup efektif

memerangkap walang sangit. Walang sangit bergerombol datang pada perangkap bau

busuk tersebut untuk makan dan mengisap cairannya. Walang sangit lebih tertarik kepada

bau-bauan tersebut dibandingkan makan pada padi yang sedang berbunga sampai matang

susu. Menurut Sunjaya (1970), banyak diantara jenis-jenis serangga tertarik oleh bau-bauan

dipancarkan oleh bagian tanaman yaitu bunga, buah atau benda lainnya. Zat yang berbau

tersebut pada hakekatnya adalah senyawa kimia yang mudah menguap seperti pada

perangkan bau busuk tersebut.

Dengan demikian intensitas kerusakan bulir/biji padi dapat dihindari dengan cara

perangkap bau tersebut. Dilihat dari lingkungan tidak mempengaruhi terutama keberadaan

musuh alami (predator dan parasitoid) di lahan lebak tersebut. Dari hasil pengamatan

terhadap musuh alami populasi predator jenis laba-laba, kumbang karabit dan belalang

minyak dan jenis parasitoid lainnya populasi cukup tinggi (Tabel 2).

Dan ada pula cara lain yaitu dengan menggunakan obor dan asap tetapi hasilnya

kurang memuaskan, karena cara tersebut selain dapat menarik walang sangit tetapi juga

dapat menarik serangga-serangga lain terutama jenis musuh alaminya ikut terbunuh.

Adapun cara perangkap bau busuk tersebut bukan mematikan hama walang sangit tetapi

272

hanya mengalihkan perhatian sehingga dapat menghindari serangan hama tersebut pada

padi.

pengaruh umur dan jenis kelamin C. formicarius terhadap infeksi cendawan Beauverian bassiana

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ubi jalar atau ketela rambat (Ipomoea batatas L.) famili Convolvulaceae. Ubi jalar merupakan penghasil karbohidrat peringkat ke-7 di dunia setelah gandum,beras, kentang, kedelai, dan singkong (FAO 1990). Tanaman ini juga salahsatu tanaman pangan yang di Indonesia.  Menurut Syamsir 2008 ubi jalar memiliki beraneka warna seperti merah, putih, unggu, dan jingga. Salah satunya ubi jalar merah yang mempunyai  sumber utama karbohidrat yang baik untuk penderita diabetes karena kandungan gulanya sederhana, kaya akan pro-vitamin A atau retinol. Keistimewaan ubi ini juga terletak pada kandungan seratnya yang sangat tinggi (pectin, selulosa, hemiselulosa). Ubi jalar bagus untuk mencegah kanker saluran pencernaan dan mengikat zat karsinogen penyebab kanker di dalam tubuh. Selain mengandung karbohidrat yang tinggi dan serat, ubi jalar juga mengandung  vitamin, mineral,  dan antioksidan (fitokimia). Di Amerika Serikat, ubi jalar digunakan sebagai bahan baku dalam industri lem, fermentasi, tekstil, farmasi dan kosmetik. Secara umum, ubi jalar sebenarnya menyimpan potensi sebagai pangan alternatif dan juga menguntungkan dari segi bisnis.
Ubi jalar mudah dibudidayakan namum hal ini masih mendapatkan kendala dalam hal keberadaan hama yang menyerang ubi jalar. Hama yang pada umumnya menyerang ubi jalar yaitu hama boleng atau  Cylas formicarius.
Cylas formicarius, pertama kali diuraikan oleh Fabricius pada tahun 1798 dengan nama Brentus formicarius.  C. formicarius mengalami metamorfosis secara holometabola.  Masyarakat di Indonesia mengenal hama ini dengan sebutan hama boleng atau lanas dikarenakan gejala kerusakan yang disebabkan oleh hama tersebut berupa lubang kecil dan juga gejala lanjutan dari lubang kecil tersebut adalah umbi menjadi inokulum cendawan yang membuat umbi membusuk dan berwarna kehitaman. Umbi yang terserang berasa pahit dan akhirnya membusuk. Walaupun serangan sedikit, namun kalau seluruh umbi terasa pahit maka tidak akan laku dijual (Suharto 2007).  Hama ini menyerang tidak hanya di lapangan tapi juga menimbulkan kerusakan yang cukup nyata di tempat penyimpanan (Capinera 1998).
C. formicarius sebagian besar siklus hidupnya berada di dalam umbi. Siklus hidup hama tersebut sekitar 3 bulan. Menurut Filert et al 1999 siklus hidup C. Formicarius dimana boleng dewasa berupa kumbang yang berwarna hitam-kemerahan mengkilap dan bentuknya seperti semut besar.  Kumbang boleng jantan dan betina dapat dibedakan dari sungutnya.  Pembagian jantan dan betina dibedakan melalui perbedaan dalam hal ukuran dan bentuk ruas antena ke-10. Menurut Borror et al 1996 antena imago jantan pada ruas ke-10 memanjang sedangkan antena betina pada ruas ke-10 menggada. Kumbang dapat hidup selama 30 hari jika pakan tercukupi dan 7 hari jika pakan tidak tercukupi.
C. formicarius dapat dikendalikan baik secara kimia, mekanik, kultur teknis maupun dengan cara biologis.  Pengendalian secara biologis dengan menggunakan agen hayati seperti cendawan entomopatogen. Penggunaan cendawan entomopatogen banyak diaplikasikan terhadap berbagai jenis hama yang menyerang tanaman pertanian. Salah satu cendawan entomopatogen  yang digunakan adalah Beauverian bassiana yang memiliki inang yang cukup luas dan dapat diperbanyak dengan mudah. Cendawan ini tergolong dalam kelas Deuteromycotina (Tanda & Kaya 1993). Penggunaan B. bassianasebagai agen biokontrol telah banyak digunakan dan dikembangkan untuk mengendalikan beberapa hama pertanian (Bari 2006). Cendawan ini mampu bertahan hidup di dalam tanah dalam bentuk konidia atau hifa saprofit (Gottwold & Tedders 1984).    Penempelan konidia pada tubuh serangga pada umunya dibantu oleh angin atau air, sehingga akan terjadi kontak antara konidia dengan permukaan integument dari serangga dalam waktu yang cukup lama untuk bisa berkecambah dan menginfeksi inang.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh umur dan jenis kelamin C. formicarius terhadap infeksi cendawan Beauverian bassiana.

Manfaat

Manfaat yang dihasilkan adalah dapat memberi informasi tentang yang lebih lanjut dalam pengendalian  imago  C. formicarius dengan menggunakan cendawan Beauverian bassiana sehingga kuantitas dan kualitas dari ubi jalar dapat menjadi baik dan meningkat.

YANg dibutuhkan seorang individu lemah dan rapuh

Terkadang seorang manusia bisa menjadi seorang individu yang kuat dan kokoh namun terkadang pula seorang manusia itu bisa menjadi individu yang lemah dan rapuh. manusia yang individual lemah dan rapuh inilah yang butuh seorang penyokong tubuh dan jiwa, Dia butuh sesuatu yang bisa menguatkan jiwanya.
Hanya satu jawabannnya…Ialah
Seorang Beliau…. Beliau yang selalu ada bersama dy dan selalu menguatkan jiwa, Beliau tidak pernah meminta imbalan apapun dari semua orang yang dia tolong. tanganNya selalu terbuka untuk siapapun yang mau datang kepadaNya dengan hati yang penuh sedih, keluh, kesah, senang, maupun ceria..
BEliau akan menerimanya.
JAdi…yang dibutuhkan oleh seseorang yang individu lemah dan rapuh Ialah YESUS KRISTUS